This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 09 April 2011

Tips Memelihara ikan hias air asin (Part 1)

Memelihara ikan air asin sesunggunya sangat mudah, hanya dibutuhkan sedikit pengetahuan untuk benar-benak menikmati salah satu keindahan bawah laut ini. berikut ini beberapa tips untuk memelihara ikan hias air asin, supaya anda bener-benar bisa menikmati keindahannya... ;)

1. Jangan terburu-buru; Jangan terburu memasukkan ikan air asin kedalam akuarium, agar kondisi akuarium mendekati dengan lingkungan aslinya terlebih dahulu, agar kondisi akuarium mendekati dengan lingkungan aslinya seperti di laut maka air dalam akuarium harus mempunyai siklus Nitrogen, air dalam akuarium yang mempunyai siklus Nitrogen dapat menumbuhkan bakteri-bakteri endukung dalam kehidupan  alr asin. biasanya bakteri-bakteri ini akan muncul pada minggu ke 4 setalah siklus dimulai.

2. Jangan terlalu banyak; terlalu banyak ikan dalam akuarium dapat membuat ikan setres dan mudah mati. pemberian makanan juga harus banyak dan dapat membuat akuarium lebih cepat kotor, kualiras air akan dengan cepat menurun dan itu akan mempermudah ikan laut sakit dan mati. pemilihan ikan yang sesuai tema akuarium akan membuat akuarium anda lebih indah tanpa harus memasukkan banyak ikan yang berwarna-warni.

3. aklimatisasi; ikan baru yang akan di masukkan kedalam akuarium terlebih dahulu harus disesuaikan dulu suhu dengan suhu akuarium. Ambangkan ikan yang masih dalam plastiknya di akuarium sekitar 20 menit, setelah itu buka dan masukkan sedikit air akuarium ke dalam plastik ikan baru dan diamkan selama 10 menit. setelah itu baru ikan dimasukkan kedalam akaurium.

4. makan cukum 1 kali; bagi ikan laut sebaiknya tidak terlalu sering diberi makan, 1 kali sehari di rasa sudah cukup. makanan yang berlebihan akan cepat menurunkan dan mengurangi kualitas air dalam akuarium.

5. Batu Hidup; gunakan "karang hidup" sebanyak mungkin untuk menjaga kualitas air secara alami. karang hidup adalah karang yang berwarna ungu/banyak bagain batangnya berwarna ungu.

6. Tumbuhan; tanaman air juga cukup bagus untuk menjaga kesetabilan kualitas air, terutama Rumput Asam (Caulerpa Sertularioides), Rumput Jarum (Chaetomorpha) atau Anggur Hijau. tumbuhan dapat mengurangi kadar Nitrat dan membuat akuarium lebih menyenangkan bagi ikan.

7. Ganti air; jangan mengganti air akuarium secara keseluruhan, cukup 20% saja dari jumlah air dalam akuarium tiap 2 minggu sekali.

8. Ph & Kadar garam; kita bisa mengetahui Ph air dengan mengunakan alat tesnya yang banyak di jual di toko-koto. kalau Ph air terlalu renda kita bisa gunakan obat Kalkwasser. dan untuk melihat kadar garam bisa mengunakan Hydrometer.

9. Protein Skimmer; alat ini yang paling signifikan dalam menjaga kualitas air laut. Semua akuarium laut, baik di toko ikan hias maupun di Seaworld semua memakai Protein Skimmer.

10. Udang pelet; Udang pelet sangat bermanfaat karena senang memakan bakteri Whitespot (bintik putih) yang sering muncul pada tubuh ikan.

11. Suhuh; Suhu yang baik untuk ikan adalah 28 drajat Celcius dan untuk koral 20 drajat celcius

Rabu, 06 April 2011

Daftar tumbuhan Langka

Setiap tahun makin banyak tumbuhan di indonesia yang masuk dalam daftar tumbuan langka dan terancam punah. bahkan jumlah tumbuhan yang terancam punah ini jumlahnya lebih banyak dari pada hewan yang langka dan terancam punah.

Setatus langka ini di dasarkan pada setatus konservasi yang ada pada IUCN Redlist, yang telah dikelompokkan menjadi 3 level kelangkaannya. berikut ini adalah data tumbuhan-tumbuhan langka dan terancam punah:


Extinct in the Wild (Punah in Situ)

  • Mangga Kasturi (Mangifera casturi). Tumbuhan yang menjadi maskot (flora identitas) provinsi Kalimantan Selatan ini dinyatakan telah punah in situ (Extinct in the Wild) oleh IUCN Redlist.


Critically Endangered (Kritis)

  • Pelalar atau Meranti Jawa (Dipterocarpus littoralis); endemik Nusakambangan, Jawa Tengah.
  • Keruing (Dipterocarpus elongatus); Tumbuhan asli Indonesia (Kalimantan, Sumatera), Malaysia, dan Singapura.
  • Keruing Arong atau Kekalup (Dipterocarpus applanatus); Tanaman endemik Kalimantan.
  • Keruing Bulu atau Mara Keluang atau Lagan Sanduk (Dipterocarpus baudii); Tumbuh di Thailand, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Semenanjung Malaya, dan Sumatra.
  • Keruing Jantung (Dipterocarpus concavus); Tumbuhan asli Sumatera dan Semenanjung Malaysia.
  • Kadan (Dipterocarpus coriaceus); Tersebar di Semenanjung Malaya, Riau, Kalimantan Barat, dan Serawak.
  • Keruing Gajah atau Tampudau (Dipterocarpus cornutus); Semenanjung Malaysia, Sumatera bagian utara dan Kalimantan bagian tenggara.
  • Keruing Pekat atau Keruing Kipas (Dipterocarpus costulatus); Tanaman asli Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia.
  • Keruing Senium atau Keruing Padi (Dipterocarpus eurynchus); Tersebar di Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan, Sumatera), Malaysia, dan Filipina.
  • Keruing Pipit (Dipterocarpus fagineus). Tumbuh di Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Meranti (Dipterocarpus fusiformis); Tanaman endemik Kalimantan.
  • Meranti (Dipterocarpus glabrigemmatus); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Serawak).
  • Meranti Kuning atau Damar Pakit (Shorea acuminatissima); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah).
  • Belangeran atau Balau Merah (Shorea balangeran); endemik Sumatera dan Kalimantan.
  • Meranti Merah (Shorea carapae); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Serawak).
  • Meranti (Shorea conica); Tumbuhan endemik Sumatera.
  • Meranti Putih (Shorea dealbata); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Selagan Batu (Shorea falciferoides); Meranti endemik Kalimantan.
  • Selagan Batu (Shorea foxworthyi); Indonesia (Kalimantan, Sumatera), Malaysia, dan Thailand.
  • Balau atau Beraja atau Red Balan (Shorea guiso); Meranti dari Indonesia (Sumatera), Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
  • Meranti Kuning (Shorea hopeifolia); Indonesia (Sumatera), Malaysia, dan Filipina.
  • Selagan Batu Kelabu (Shorea hypoleuca); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
  • Selagan (Shorea inappendiculata); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
  • Meranti Kuning (Shorea induplicata); Tanaman endemik Kalimantan.
  • Meranti Merah (Shorea johorensis); Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia.
  • Balau Merah atau Dark Red Meranti (Shorea kunstleri); Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia.
  • Damar Tunam atau White Meranti (Shorea lamellata); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Light Red Meranti (Shorea lepidota); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Meranti Kuning (Shorea longiflora); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sarawak).
  • Meranti Kuning (Shorea longisperma); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sarawak).
  • Meranti Merah (Shorea macrantha); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Meranti (Shorea materialis); Brunei Darussalam, Indonesia (Sumatera), dan Malaysia
  • Meranti Maluku (Shorea montigena); Endemik Maluku
  • Meranti Merah atau Light Red Meranti (Shorea myrionerva); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Serawak).
  • Meranti (Shorea ochrophloia); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Meranti Merah atau Red Balau (Shorea pallidifolia); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia
  • Meranti Kuning (Shorea peltata); Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia
  • Light Red Meranti (Shorea platycarpa); Indonesia (Sumatera), Malaysia, dan Singapura.
  • Meranti Kuning (Shorea polyandra); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah, Serawak). 
  • Meranti Putih (Shorea resinosa); Indonesia (Sumatera); Malaysia.
  • Engkabang Undapi (Shorea richetia); Indonesia (Kalimantan), Malaysia (Serawak).
  • Dark Red Meranti (Shorea rugosa); Tumbuhan endemik Kalimantan.
  • Meranti Maluku (Shorea selanica); Tanaman endemik Maluku.
  • Tengkawang atau Meranti Merah (Shorea singkawang); Indonesia (Sumatera), Malaysia, dan Thailand.
  • Meranti (Shorea slootenii); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
  • Light Red Meranti (Shorea smithiana); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
  • Meranti Kuning (Shorea xanthophylla); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Sarawak). 
  • Kantong Semar (Nepenthes aristolochioides); endemik Sumatera.
  • Kantong Semar (Nepenthes clipeata); Endemik Kalimantan.
  • Kantong Semar (Nepenthes dubia); Endemik Sumatera.
  • Kantong Semar (Nepenthes lavicola); Endemik Sumatera. 
  • Kapur (Dryobalanops aromatica); Indonesia (Sumatera, Kalimantan) dan Malaysia.

Endangered (Terancam Punah)

  • Shorea Sp. Beberapa spesies Shorea berpredikat spesies berstatus konservasi Endangered (Terancam Punah) sehingga keberadaannya semakin langka, seperti;Shorea agami (Meranti Putih), Shorea albida (Meranti Merah Terang), Shorea argentifolia (Meranti Merah Gelap atau Dark Red Meranti), Shorea balanocarpoides(Meranti Putih), Shorea blumutensis (Meranti Kuning), Shorea bracteolata (Meranti Putih), Shorea dasyphylla (Meranti Putih), Shorea domatiosa, Shorea elliptica,Shorea faguetiana (Damar Siput), Shorea falcifera, Shorea glauca (Balau Bunga),Shorea gratissima, Shorea leprosula (Meranti Tembaga atau Tengkawang), Shorea maxwelliana, Shorea obscura, Shorea ovata, Shorea pauciflora (Tengkawang),Shorea platyclados, Shorea teysmanniana.
  • Nepenthes Sp (Kantong Semar). Terdapat 3 spesies kantong semar (Nepenthes) yang tergolong sebagai tanaman langka dengan status Endangered (Terancam), yaitu:Nepenthes boschiana, Nepenthes pilosa, dan Nepenthes talangensis. 
  • Kawoli (Alloxylon brachycarpum). Sejenis tanaman hias, tumbuh di Indonesia (Papua, Maluku) dan Papua New Guinea.
  • Bintangur (Calophyllum insularum). Sejenis Kosambi atau Nyamplung (Calophyllum inophyllum) Endemik Papua.
  • Canarium kipella. Sejenis Kacang Kenari endemik Jawa Barat.
  • Maple Silkwood (Flindersia pimenteliana). Indonesia (Papua), Australia, dan Papua New Guinea
  • Kokoleceran atau Resak Banten (Vatica bantamensis). Endemik Ujung Kulon, Banten.
  • Nothofagus womersleyi; endemik Papua.
  • Nyatoh (Manilkara kanosiensi); Indonesia (Maluku) dan Papua New Guinea.

Spesies Baru Ikan Pari

Baru-baru ini para ilmuan biologi menemukan dua spesies baru ikan pari. Spesies baru ikan pari ini ditamukan di perairan airtawar Amazon. para ilmuan menyebut ikan ini secara tidak formal dengan sebutan pari panekuk karena penampilannya yang mirip panekuk berukuran raksasa.

Secara resmi kedua spesies baru ikan pari ini diberi nama Heliotrygon gomesi dan Helootrygon rosai, di karenakan ukurannya yang besar. spesies baru ikan pari Heliotrygon gomesi di temukan oleh para ilmuan di daerah hutan hujan tropis dekat Iquitos. Selain bentuk tubuhnya yang mirip panekuk dan ukuran yang cukup besar spesies baru ikan pari ini juga memiliki celah pada bagian perutnya, dan duri pada ekornya.

Spesies baru ikan pari ini masih berFamili dengan ikan pari air tawar yang berada di wilayah tropis yang disebut New World, dan dikenal berukuran cukup besar. ikan-ikan seperti ini bisa mencapai diameter 1.5 meter saat dewasa.
Penemuan ini dipubliskan pertama kali oleh jurnal Zootaxa edisi 24 Februari 2011. Nathan Lovejoy dari Universitas Toronto mengatakan, "Hal terpenting yang diberitahukan penelitian ini adalah masih adanya ikan-ikan besar lain di Amazon yang belum ditemukan dan dideskripsikan."

Selasa, 05 April 2011

Indonesia Vs PLTN...??

Pemerinta berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir untuk mencukupi kebutuhan listrik nasional, tetapi hal ini masih menua pro dan kontra di masarakat. berikut ini sebuah kutiban yang sudah di terjemahkan dari  Jepang Times Online KESAWAN artikel "Disaster analysis you may not hear elsewhere"

 Hisako Sakiyama, seorang peneliti mantan dengan Institut Nasional Ilmu Radiologi yang juga berbicara pada konferensi pers, mengatakan bahwa meskipun jika mereka menjadi mungkin untuk membuat reaktor nuklir benar-benar aman, masalah menyimpan bahan bakar nuklir radioaktif menghabiskan akan tetap belum terpecahkan. "Kita harus menjaga bahan bakar yang aman bagi lebih dari 100.000 tahun. Manusia tidak memiliki teknologi untuk melakukannya, "kata Sakiyama. "Bahkan jika reaktor aman sehingga disebut bisa dibuat, saya percaya sekarang bahwa ini adalah waktu untuk menghentikan pembangkit listrik nuklir." 

 Jadi, bagai mana menurut anda? keputusan ada di tangan anda untuk menolak atau mendukung pembangunan PLTN di indonesia.

Sabtu, 02 April 2011

Sumber Energi dari Daun Buatan (daun Artifisial)

Peneliti dari MIT berhasil membuat sumber energi dari daun buatan (daun artifisial), daun buatan ini memproses sinar matahari dan air menjadi energiseperti daun pada umumnya. Penemuan ini diumumkan pada ajang National Meeting of the American Chemical Society, peneliti dari MIT mengumumkan keberhasilan mereka dalam membuat daun artifisial yang terbuat dari bahan-bahan yang stabil dan tidak mahal, tapi memiliki sifat seperti daun asli.

Daun artifisial menggunakan sinar matahari untuk memecah air menjadi hidrogen dan oksigen yang dapat dipakai untuk menciptakan listrik.

Meskipun sifatnya mirip, jangan harap rupanya seperti daun natural. Daun artifisial ini dibuat dari silikon dan berbagai katalis yang memacu reaksi kimia untuk menghasilkan listrik. "Dengan ditempatkan dalam segalon air dan diletakkan di bawah sinar matahari, daun buatan ini dapat menyediakan listrik untuk keperluan mendasar di rumah," jelas Dr. Daniel Nocera

Daun ini bukan daun pertama yang bisa menirukan proses fotosintesis. Tapi percobaan-percobaan berikutnya menghasilkan daun yang terbuat dari bahan-bahan tidak stabil dan mahal serta tidak tanah lama. Nocera dan tim yang dipimpinnya membuat daun artifisial dari bahan yang tidak mahal dan umum, seperti nikel dan kobalt. Di laboratorium mereka, daun artifisial berukuran kartu remi dapat bertahan selama 45 jam tanpa penurunan kinerja.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More