This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 28 April 2011

Cara Membasmi Ulat Bulu

Beberapa bulan terakhir ini kita dikejutkan dengan wabah serangan ulat bulu di berbagai tempat, dan hingga kini warga dan pemerintah setempat masih mencari cara membasmi ulat bulu, mulai dari menebang pepohonan, dibakar, sampai menyemprotkan pestisida yang tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tapi juga bagi manusia. dan semua usaha membasmi ulat bulu itu belum bisa dikatakan sukses, karena selang beberapa hari setelah pembasmian ulat bulu. ulat-ulat itu kembali lagi menyerang pepohonan milik warga.


Menurut beberapa pengamat lingkungan cara membasmi ulat bulu menggunakan pestisida berbahaya sangat beresiko bagi lingkungan maupun penduduk sekitar, karena dapat mencemari lingkungan dengan bahan kimia berbahaya yang ada dalam pestisida juga dapat mengakibatkan keracunan pada warga bila terhirup terlalu bayak. oleh karena itu sebaiknya pembasmian ulat bulu menggunakan bahan alami yang tidak berbahaya. seperti penggunaan pestisida alami, berikut ini adalah manfaat dari pestisida alami:

  1. Mempunyai kegunaan yang bersifat menolak datangnya hama/ penyakit
  2. dapat membunuh hama/ penyakit
  3. pengumpul atau perangkap hama tanaman

Bahan:
  • Tembakau 100gr
  • Kenikir 100gr
  • Pandan 100gr
  • Kemangi 100gr
  • Cabe rawit 100gr
  • Kunyit 100 gr
  • Bawang Putih 100gr
  • Aquadestilata 1 lt
  • Decomposer BSA (mikro organisme pengurai) 1-2 cc
  • Gula pasir 2 sendok makan.

Cara Pembuatan :
  • Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air suling
  • Masukkan ke dalam botol yang steril
  • Tambahkan gula pasir 2 sdm
  • Tambahkan Decomposer BSA 1-2 cc
  • Tutup dan biarkan 1 minggu supaya terjadi fermentasi
  • Kemudian di saring.
  • Siap dipergunakan

Pengaplikasian /dosis pemakaian:
    • 60 cc untuk 1 lt air
    • Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya
    • 1 minggu 1 kali
    • Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian.

Rabu, 27 April 2011

Sabtu, 23 April 2011

Khasiat Tanaman Kunyit

Kunyit = Curcuma Longa 

Pengobatan alternatif akhir-akhir ini makin banyak dicari, bukan hanya untuk alternatif pengobatan tapi juga sebagai solusi dari mahalnya obat-obatan yang ada di apotik-apotik. salah satu tanaman obat yang paling dicari adalah tanaman "Kunyit" khasiat tanaman kunyit ini sangat banyak, diantaranya adalah untuk menyembuhkan Diabetes Melitus dan Tifus. hal ini dikarenakan pada "kunyit" mengandung beberapa senyawa yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Berikut adalah kandungan senyawa dan cara penyajian "kunyit", untuk mengobati penyakit Diabetes Melitus dan Tifus.

Kandungan senyawa : Minyak Atsiri, Curcumin, turmeron & Zingiberen yg berfgs sbg anti-bakteri, anti-oksidan & anti-inflamasi (anti-radang).
Umumnya yg digunakan adalah : rimpangnya, (warnanya pranye)
Dengan kandungan senyawa seperti diatas, kunyit bisa digunakan sebagai obat dari beberapa penyakit diantaranya adalah:
  • Diabetes melitus
    • Bahan: 3 rimpang kunyit, 1/2 sendok teh Garam
    • Cara Penyajian
      • semua bahan direbus dalam 1 liter air sampai mendidih, dan disaring.
    • Diminum 2 kali seminggu/ 1/2 gelas
  • Tifus
    • Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto
    • Cara Penyajian
      • semua bahan tersebut ditumbuk, kemudian ditambah 1 gelas air hangat, dan disaring.
    • Campuran Kunyit dan bahan-bahan lain seperti diatas diminum, dan diulang selama 1 minggu.

Kahsiat Tanaman Lempuyang Emprit

Lempuyang Emprit = Zingiber Amaricans


Kandungan senyawa     : Minyak Atsiri = Sekuiterpenketon (u/ turunkan panas)
Umumnya yg digunakan : rimpangnya (warnanya putih kekuningan, rasanya pahit)
Kahsiat : Sebagai obat penurun panas

Cara meramunya sebagai obat sangat sederhana. Ambil 10 gram umbi lempuyang emprit yang masih segar. Cuci hingga bersih kemudian parut dan tambahkan setengah gelas air panas. Biarkan sampai berubah jadi hangat kemudian peras dan ambil sarinya. Sari lempuyang emprit memiliki rasa pahit. Minum ramuan obat itu tiga kali sehari. Untuk mengobati panas pada anak, sari hasil perasan lempuyang emprit tadi bisa ditambah dua sendok makan madu. 

Rute Pendakian Gunung Panderman

Pendakian Gunung Panderman hingga kepuncak merupaka tantangan tersendiri untuk para pendaki. para pendaki biasanya melalui beberapa rute pendakian gunung Panderman. kalau dari kota malang atau kediri, bisa naik bis Puspa indah dan turun diterminal Batu, atau langsung turun diperempatan desa Pesanggrahan, kota Batu.

Dari desa Pesanggrahan, pendaki berjalan kaki  sejahu 2 Km dijalan berspal hingga dusunToyometro, jalan ini memiliki kemiringan sekitar 50 derajad, ini merupaka tantangan pertama dari para pendaki, setalah melewati ini maka para pendaki akan sampai di Pos pertma pendakian di dusun Tritomulyo.

Di dusun Toyomerto kita mendapatkan sebuah gubuk (pos pertama) yang dibangun oleh masyarakat dan petugas Perhutani Oro-oro Ombo. Selanjutnya satu kilometer diatas pos pertama juga terdapat gubuk tua yang bisa digunakan untuk istirahat, dimana pendaki bisa mengisi botol air minumnya dengan air pegunungan yang mengalir disela-sela pohon pinus dan semak belukar, selanjutnya perjalanan dilanjutkan, pendaki akan menemukan lokasi diatas bukit tapi datar atau yang biasa disebut Latar Ombo .
Di Latar Ombo inilah pendaki bisa menikmati keindahan alam sekitar, pendaki juga bisa mendirikan tenda serta memasak makanan yang dibawa untuk mengisi perut setelah menempuh perjalanan  sekitar 2 - 3 jam.

Perjalanan dilanjutkan  dari Latar Ombo menuju puncak Panderman bisa ditempuh dengan waktu sekitar satu jam, dan juga di Latar Ombo ini didapati  jalan persimpangan dimana, arah selatan menuju Cemoro Kandang, yaitu lereng Gunung Kawi Arah barat menuju lokasi ke arah air terjun  Coban Rondo yang berada di Kecamatan Pujon. Arah timur, menuju  puncak gunung Panderman  yang memiliki tinggi 2000 meter  diatas permukaan laut.

Dari persimpangan kita ke arah timur,  jalan yang dilalui dalam  pendakian  terjal, tetapi jarak tempuhnya tidak lama, pendaki harus berhati-hati dalam melangkahkan kakinya agar tidak terpeleset ke dalam jurang. Semua kerja keras itu akan terbaya sesampainya diatas puncak Panderman, pemandangan indah pegunungan dan hawa sejuk akan menyambut kita diatas. Selamat mendaki jangan lupa ber Do'a demi keselamatan... :)

Peringatan Hari Bumi

Pagi ini ada yang baru di kampus UIN Malang, sejak pukul 7 pagi terlihat penjagaan di setiap sudut kampus ini. bukan karena ada teroris atau orang penting mau datang tetapi dalam rangka Peringatan Hari Bumi. segenap aktivis pecinta Alam bekerjasama dengan keamanan kampus berjaga di pintu gerbang dan sudut-sudut kampus untuk mengingatkan para pengendara kendaraan bermotor untuk tidak menghidupkan mesin kendaraannya di dalam lingkungan kampus. dalam rangka Peringatan hari Bumi ini semua pengendara kendaraan bermotor yang mau memasuki kawasan kampus diminta turun dan mendorong kendaraannya sampai tempat parkir kampus. Dan hasilnya adalah suasana kampus hari ini tenang tanpa deru suara mesin bermotor dan polusi yang di hasilkan mesin-mesin kendaraan tersebut. Semoga dengan Peringatan Hari Bumi ini bisa menyadarkan betapa pentingnya memelihara bumi kita tercinta demi masa depan kita bersama.

"HAPPY EARTH DAY"

Jumat, 15 April 2011

Bahan Pengganti Freon

Penggunaan freon yang berlebiah dewasa ini mengakibatkan berlubangnya lapisan ozon di udara, padahal ozon sangat dibutuhkan oleh bumi untuk menangkal radiasi matahari agar suhu bumi tetap terjaga pada suhu norma. berlubangnya ozon pada lapisan udara dapat mengakibatkan pemanasan pada permukaan bumi dan dalam waktu lama dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang memungkinkan menjadi sumber bencana alam seperti, longsor, hujan badai, banjir, dan lain sebagainya.

Sejumlah dosen dan mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), melakukan penelitian untuk mengadakan penelitian. Dan hasilnya adalah mereka menekukan Hycool , bahan pendingin campuran yang dapat digunakan untuk pengganti freon yang selama ini digunakan untuk AC. bahan ini selain lebih hemat energi juga ramah lingkungan karena tidak melepaskan zat-zat keudara yang dapat merusak ozon.

Kepada wartawan, Prof Aryadi mengatakan, penelitian tersebut dilakukan sekitar 1983 karena saat itu terjadi krisis energi yang berdampak pada industri. Bersama sejumlah dosen dan mahasiswa ITB, pihaknya lalu mengadakan penelitian khusus untuk mencari bahan pendingin yang hemat energi. Hycool adalah tiga bahan pendingin hidrokarbon, yaitu HCR-12, HCR-22 dan HCR-134a. Ketiga bahan ini memberikan tiga keunggulan, hemat energi/listrik, ramah lingkungan karena tidak merusak ozon dan tidak mengakibatkan pemanasan global, serta bisa memperpanjang usia kompresor AC.

Dengan menggunakan Hycool kita dapat menghemat 12 - 24 % listrik. jika hal ini diterapkan oleh masyarakat, maka jumlah energi yang dapat dihemat akan cukup besar dan bagi PLN, dengan penghematan semacam ini dapat menghemat cadangan listrik yang ada. Selain itu Selain Hycool juga lebih ringan daripada freon. Dengan menggunakan bahan pendingin ini, kinerja AC tidak berubah. Dinginnya tetap sehingga kenyamanannya pun tetap bisa dirasakan.

Senin, 11 April 2011

Teknologi Hijau

Teknologi hijau adalah teknologi yang mengacu pengembangan dan aplikasi produk, peralatan dan sistem untuk melestarikan alam dan lingkungan serta meminimalkan efek negatif dari aktifitas manusia. Berikut ini adalah kriteria-kriteria dari Teknologi Hijau:
- Meminimalkan degradasi kualitas lingkungan
- Menghemat energi dan sumber asli, serta
- Mendorong sumber-sumber yang terbarukan.

Teknologi hijau sendiri dilandaskan pada empat pilar yaitu : Energi, Lingkungan, Ekonomi dan sosial. yang dimksud enrgi disini yaitu ketidak bergantungan energi dan mempromosikan efisiensi energi. Untuk Lingkungan yang dimaksud adalah: melestarikan, memelihara serta mengurangi efek negatif pada lingkungn. Ekonomi: Meningkatkan pembangunan ekonomi negara dalam petunjuk teknologi. dan sosial yaitu: meningkatkan mualitas hidup masyarakat.

melihat dari semua paparan tentang teknologi hijau diatas, teknologi hijau bertujuan untuk mengurangi tingkat penggunaan energi dan dalam saat yang sama meningkatkan pembangunan ekonomi, serta memastikan pembangunan berkelanjutan dan melkestarikan lingkungan untuk generasi mendatang.

Pada saat ini teknologi hijau sudah mencakup empat sektor utama dalam kehidupan yaitu:
- Energi
1. Sektor Pasokan Energi
2. Sektor Penggunaan Tenaga Aplikasi Teknologi Hijau
-Pembangunan
- Air dan Manajemen limbah
-Transportasi

Minggu, 10 April 2011

game zodiak

Bagi sahabat-sahabat yang lagi balajar buat game java dan cari-cari source code java, ini q kasih contoh source code game zodiak. semoga bermanfaat:


// Akarotan.blogspot.com
//

import java.awt.Color;
import java.awt.Font;
import javax.swing.*;
import java.awt.event.*;
public class mistik extends JFrame
{
mistik()
{
setTitle("Ramalan Bintang");
setLocation(300,200);
setSize(350, 300);
setDefaultCloseOperation(JFrame.EXIT_ON_CLOSE);
setVisible(true);
}
void komponen()
{
//membuat label
JLabel tgl=new JLabel("Tanggal lahir");
JLabel bln=new JLabel("Bulan lahir");
JLabel z=new JLabel("Zodiak Anda");
JLabel um=new JLabel("Umum");
JLabel p=new JLabel("Keuangan");
JLabel c=new JLabel("Cinta");
JLabel rm=new JLabel("Ramalan anda :");
JLabel mon=new JLabel("Bulan");
//font label
tgl.setFont(new Font("comic sans MS",Font.BOLD,14));
bln.setFont(new Font("comic sans MS",Font.BOLD,14));
z.setFont(new Font("comic sans MS",Font.BOLD,14));
um.setFont(new Font("comic sans MS",Font.BOLD,14));
p.setFont(new Font("comic sans MS",Font.BOLD,14));
c.setFont(new Font("comic sans MS",Font.BOLD,14));
mon.setFont(new Font("comic sans MS",Font.BOLD,14));
//membuat teks fild
final JTextField tg=new JTextField(5);
final JTextField bl=new JTextField(5);
bl.setToolTipText("isi dengan angka");
final JTextField zo=new JTextField(300);
final JTextField u=new JTextField(300);
final JTextField pek=new JTextField(300);
final JTextField cin=new JTextField(300);
final JTextField tb=new JTextField(25);
//pengaturan font output
zo.setFont(new Font("comic sans MS",Font.BOLD,20));
u.setFont(new Font("comic sans MS",Font.ITALIC,13));
pek.setFont(new Font("comic sans MS",Font.ITALIC,13));
pek.setFont(new Font("comic sans MS",Font.ITALIC,13));
cin.setFont(new Font("comic sans MS",Font.ITALIC,13));
tb.setFont(new Font("arial MS",Font.BOLD,14));
//membuat button
JButton ramal=new JButton("Ramal");
JButton hapus=new JButton("Hapus");
JButton ex=new JButton("Exit");
//warna font pada button
ramal.setForeground(Color.BLUE);
hapus.setForeground(Color.MAGENTA);
ex.setForeground(Color.RED);
getContentPane().setLayout(null);
getContentPane().add(tgl);
getContentPane().add(bln);
getContentPane().add(z);
getContentPane().add(um);
getContentPane().add(p);
getContentPane().add(c);
getContentPane().add(rm);
getContentPane().add(mon);
getContentPane().add(tg);
getContentPane().add(bl);
getContentPane().add(zo);
getContentPane().add(u);
getContentPane().add(pek);
getContentPane().add(cin);
getContentPane().add(tb);
getContentPane().add(ramal);
getContentPane().add(hapus);
getContentPane().add(ex);
//pengaturan label
tgl.setBounds(10, 10, 100, 25);
bln.setBounds(10, 40, 100, 25);
rm.setBounds(10, 100, 100, 25);
z.setBounds(10, 122, 100, 25);
um.setBounds(10, 152, 100, 25);
p.setBounds(10, 182, 100, 25);
c.setBounds(10, 212, 100, 25);
mon.setBounds(165, 40, 100, 25);
//pengaturan teks fild
tg.setBounds(100, 10, 50, 25);
bl.setBounds(100, 40, 50, 25);
zo.setBounds(100, 122, 145, 25);
u.setBounds(100, 152, 225, 25);
pek.setBounds(100, 182, 225, 25);
cin.setBounds(100, 212, 225, 25);
tb.setBounds(210, 40, 110, 25);
//pengaturan button
ramal.setBounds(100, 75, 70, 25);
hapus.setBounds(175, 75, 70, 25);
ex.setBounds(250, 75, 70, 25);
setVisible(true);
//proses
ramal.addActionListener(new ActionListener()
{
public void actionPerformed(ActionEvent e)
{
int t=Integer.parseInt(tg.getText());
int b=Integer.parseInt(bl.getText());
if (b==1)
{
tb.setText("JANUARI");
if (t<=18)
{
zo.setText("CAPRICORN");
u.setText("manfaatkan IT yang tersedia");
pek.setText("pas-pasan");
cin.setText("lagi mesra-mesranya");
}
else if (t<=31)
{
zo.setText("AQUARIUS");
u.setText("jangan bertindak yang tak lazim");
pek.setText("atur keungan kamu");
cin.setText("ada yang naksir kamu");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==2)
{
tb.setText("FEBRUARI");
if (t<=18)
{
zo.setText("AQUARIUS");
u.setText("jangan bertindak yang tak lazim");
pek.setText("atur keungan kamu");
cin.setText("ada yang naksir kamu");
}
else if (t<=29)
{
zo.setText("PISCES");
u.setText("luangkan waktumu untuk bersantai");
pek.setText("keungan kamu lagi menipis");
cin.setText("kamu lagi butuh perhatian saat ini");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==3)
{
tb.setText("MARET");
if (t<=20)
{
zo.setText("PISCES");
u.setText("luangkan waktumu untuk bersantai");
pek.setText("keungan kamu lagi menipis");
cin.setText("kamu lagi butuh perhatian saat ini");
}
else if (t<=31)
{
zo.setText("ARIES");
u.setText("ada hal baru di awal pekan ini");
pek.setText("jangan boros");
cin.setText("dia lagi butuh perhatianmu");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==4)
{
tb.setText("APRIL");
if (t<=19)
{
zo.setText("ARIES");
u.setText("ada hal baru di awal pekan ini");
pek.setText("jangan boros");
cin.setText("dia lagi butuh perhatianmu");
}
else if (t<=30)
{
zo.setText("TAURUS");
u.setText("waktunya kamu merubah sikapmu");
pek.setText("keuangan lancar");
cin.setText("lagi ada masalah");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==5)
{
tb.setText("MEI");
if (t<=20)
{
zo.setText("TAURUS");
u.setText("waktunya kamu merubah sikapmu");
pek.setText("keungan lancar");
cin.setText("lagi ada masalah");
}
else if (t<=31)
{
zo.setText("GEMINI");
u.setText("ada persoalan dikehidupanmu");
pek.setText("keungan lagi boros");
cin.setText("mulailah PDKT dengan dia");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==6)
{
tb.setText("JUNI");
if (t<=21)
{
zo.setText("GEMINI");
u.setText("ada persoalan dikehidupanmu");
pek.setText("keungan lagi boros");
cin.setText("mulailah PDKT dengan dia");
}
else if (t<=30)
{
zo.setText("CANCER");
u.setText("mulailah berpikir dewasa");
pek.setText("lagi bokek");
cin.setText("maafkanlah kesalahan dia");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==7)
{
tb.setText("JULI");
if (t<=22)
{
zo.setText("CANCER");
u.setText("mulailah berpikir dewasa");
pek.setText("lagi bokek");
cin.setText("maafkanlah kesalahan dia");
}
else if (t<=31)
{
zo.setText("LEO");
u.setText("belajarlah dari pengelaman hidupmu");
pek.setText("mulailah untuk menabung");
cin.setText("jangan terlalu kasar dengannya");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==8)
{
tb.setText("AGUSTUS");
if (t<=22)
{
zo.setText("LEO");
u.setText("belajarlah dari pengelaman hidupmu");
pek.setText("mulailah untuk menabung");
cin.setText("jangan terlalu kasar dengannya");
}
else if (t<=31)
{
zo.setText("VIRGO");
u.setText("hadapi masalahmu dengan semangat");
pek.setText("lagi hoki");
cin.setText("dia lagi butuh bantuanmu");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==9)
{
tb.setText("SEPTEMBER");
if (t<=22)
{
zo.setText("VIRGO");
u.setText("hadapi masalahmu dengan semangat");
pek.setText("lagi hoki");
cin.setText("dia lagi butuh bantuanmu");
}
else if (t<=30)
{
zo.setText("LIBRA");
u.setText("hargailah pendapat orang lain");
pek.setText("penuh perhitungan");
cin.setText("dia lagi cari perhatianmu");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==10)
{
tb.setText("OKTOBER");
if (t<=23)
{
zo.setText("LIBRA");
u.setText("hargailah pendapat orang lain");
pek.setText("penuh perhitungan");
cin.setText("dia lagi cari perhatianmu");
}
else if (t<=31)
{
zo.setText("SCORPION");
u.setText("perhatikanlah keluargamu");
pek.setText("lagi banyak pengeluaran");
cin.setText("lagi naksir yang lebih muda");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==11)
{
tb.setText("NOVEMBER");
if (t<=21)
{
zo.setText("SCORPION");
u.setText("perhatikanlah keluargamu");
pek.setText("lagi banyak pengeluaran");
cin.setText("lagi naksir yang lebih muda");
}
else if (t<=30)
{
zo.setText("SAGITARIUS");
u.setText("jadilah diri kamu sendiri");
pek.setText("lagi seret");
cin.setText("dia lagi cemburu sama kamu");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else if (b==12)
{
tb.setText("DESEMBER");
if (t<=21)
{
zo.setText("SAGITARIUS");
u.setText("jadilah diri kamu sendiri");
pek.setText("lagi seret");
cin.setText("dia lagi cemburu sama kamu");
}
else if (t<=31)
{
zo.setText("CAPRICORN");
u.setText("manfaatkan IT yang tersedia");
pek.setText("pas-pasan");
cin.setText("lagi mesra-mesranya");
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"tanggal yang anda masukan salah");
}
}
else
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,
"bulan yang anda masukan salah");
}
}
});
hapus.addActionListener(new ActionListener()
{
public void actionPerformed(ActionEvent e)
{
tg.setText("");
bl.setText("");
zo.setText("");
u.setText("");
pek.setText("");
cin.setText("");
tb.setText("");
}
});
ex.addActionListener(new ActionListener()
{
public void actionPerformed(ActionEvent e)
{
System.exit(0);
}
});
}
public static void main(String[] args)
{
mistik a=new mistik();
a.komponen();
}
}

Sabtu, 09 April 2011

kain katun antiair

Peneliti dari Northeast Normal Universitas menggunakan nanorod seng oksida untuk membuat kain katun anti air, bahkan juga dapat melindungi penggunanya dari sinar ultraviolet. peneliti asal china ini membuat lapisan kain katun antiair yang meniru sifat alami daun lotus yang menolak air.

untuk mengatasi Seng oksida yang sebenarnya bereadsi terhadap sinar matahari yang dapat mempengaruhi sifat antiair yang dimiliki nanodor, para peneliti membungkus nanodor dengan lapisan silika.

peneliti percaya kalau teknologi ini akan berguna dalam produksi katun tekstil. dan akan menghasilkan kain yang kuat, multifungsi, anti air dan anti ultrav iolet

Bakteri pemakan minyak

Dewasa ini para ilmuan necoba bereksperimen untuk membuat sebuah bakteri yang dapat membersikan minyak. para ilmuan bermimpi dapat membuat sebauh jenis bakteri pemakan minyak agar pencemaran yang diakibatkan tumpahnya minyak dari kapal-kapal pengangkut minyak dapat mudah di atasi dan tidak mengakibatkan kerukasakn lingkungan yang lebih para.

ilmuan dari Universitas Columbia, menerangkan bahwa mereka telah menggali semua kemungkinan untuk mengoptimalkan bakteri. pengolahan tumpahan minyak bergantung pada tempat minyak berada. walau bakteri pemakan minyak masih dalam tahap pengembangan tetapi para ilmuan berkeyakinan bahwa bila telah berhasil dikembangkan, bakteri pemakan minyak ini dapat dimanfaatkan untuk membersihkan tumpahan minyak mentah di sepanjang lepas pantai, tanpa harus kawatir membahayakan lingkungan.

menurut para ilmun bakteri pemakan minyak ini juga dapat digunakan pada daerah rawa-rawa, tapi harus menggunakan teknik khusus. Menurut Kyriakos Papadopouls, Profesor Kimia dan Teknik Biomolekuler dari Tulane, yang menjadi pertanyaan juga adalah bagaimana kita mengatur supaya minyak bisa dibuang.

Program Penandaan Ikan Tuna

WWF-indonesia dan WWF-Coral Triangle Network Initiative, Marine Conservation Science Institute (MCSI), dan Secretariat of the Pasific Community (SPC) saling bekerjasama dalam rangka mensukseskan program tagging tuna (penandaan ikan tuna), penandaan ini ditujukan untuk mengetahuai kehidupan ikan Tuna lebih jahu lagi. dengan program ini nanti diharapkan peneliti dapat mengetahui kondisi lingkungan ikan tuna, seperti tekanan, level cahaya, suhu laut, lokasi migrasi, suhu tubuh ikan dan lain sebagainya.

program ini akan dilaksanakan dalam dua tahap, yang pertama 27 Nov - 06 Des 2010 dan yang kedau 14 Mar - awal April. program ini dilaksanakan di wakatobi yang merupakan sebuah Taman Nasional Laut dan salah satu program Marine Protected Area (MPA) WWF-Indonesia. pemilihan lokasi ini dikaranakan tempat ini merupakan lokasi penangkapan dan lokasi migrasi para ikan tuna di tambah tempat ini juga merupakan "jantung" segitiga karang dunia.

penandaan digunakan dengan dua cara yaitu popup tag, merupakan penanda yang dapat di pantau selama 1 tahun setelah itu akan terlepas sendiri, dipasang dengan cara menombak bagian punggung ikan. dan archival tag, di pasang pada bagian perut ikan dengan cara dibedah. penandaan dengan  cara ini bisa aktif selama 2-4 tahun dan harus dilepas dari tubuh ikan jika tertangkap.

sampai saat ini sudah mencapai 43 ekor ikan yang telah ditandai yang terdiri dari 9 popup tag, 33 archival tag dan 1 double tag. ikan tuna yang di beri tanda berukuran sekitar 72 - 148 cm dengan berat sekitar 12 - 94 kg. dengan penandaan ikan tuna ini diharapkan akan terkumpul data-data ilmiah mengenai kondisi tuna seperti lokasi migrasi serta lokasi peneluran dan perkembangbiyakan nya dapat diketahui serta diharapkan dengan data yang telah didapat akan menjadi sebuah jalan terang menuju kelestarian spesies ikan tuna.

Tips Memelihara ikan hias air asin (Part 1)

Memelihara ikan air asin sesunggunya sangat mudah, hanya dibutuhkan sedikit pengetahuan untuk benar-benak menikmati salah satu keindahan bawah laut ini. berikut ini beberapa tips untuk memelihara ikan hias air asin, supaya anda bener-benar bisa menikmati keindahannya... ;)

1. Jangan terburu-buru; Jangan terburu memasukkan ikan air asin kedalam akuarium, agar kondisi akuarium mendekati dengan lingkungan aslinya terlebih dahulu, agar kondisi akuarium mendekati dengan lingkungan aslinya seperti di laut maka air dalam akuarium harus mempunyai siklus Nitrogen, air dalam akuarium yang mempunyai siklus Nitrogen dapat menumbuhkan bakteri-bakteri endukung dalam kehidupan  alr asin. biasanya bakteri-bakteri ini akan muncul pada minggu ke 4 setalah siklus dimulai.

2. Jangan terlalu banyak; terlalu banyak ikan dalam akuarium dapat membuat ikan setres dan mudah mati. pemberian makanan juga harus banyak dan dapat membuat akuarium lebih cepat kotor, kualiras air akan dengan cepat menurun dan itu akan mempermudah ikan laut sakit dan mati. pemilihan ikan yang sesuai tema akuarium akan membuat akuarium anda lebih indah tanpa harus memasukkan banyak ikan yang berwarna-warni.

3. aklimatisasi; ikan baru yang akan di masukkan kedalam akuarium terlebih dahulu harus disesuaikan dulu suhu dengan suhu akuarium. Ambangkan ikan yang masih dalam plastiknya di akuarium sekitar 20 menit, setelah itu buka dan masukkan sedikit air akuarium ke dalam plastik ikan baru dan diamkan selama 10 menit. setelah itu baru ikan dimasukkan kedalam akaurium.

4. makan cukum 1 kali; bagi ikan laut sebaiknya tidak terlalu sering diberi makan, 1 kali sehari di rasa sudah cukup. makanan yang berlebihan akan cepat menurunkan dan mengurangi kualitas air dalam akuarium.

5. Batu Hidup; gunakan "karang hidup" sebanyak mungkin untuk menjaga kualitas air secara alami. karang hidup adalah karang yang berwarna ungu/banyak bagain batangnya berwarna ungu.

6. Tumbuhan; tanaman air juga cukup bagus untuk menjaga kesetabilan kualitas air, terutama Rumput Asam (Caulerpa Sertularioides), Rumput Jarum (Chaetomorpha) atau Anggur Hijau. tumbuhan dapat mengurangi kadar Nitrat dan membuat akuarium lebih menyenangkan bagi ikan.

7. Ganti air; jangan mengganti air akuarium secara keseluruhan, cukup 20% saja dari jumlah air dalam akuarium tiap 2 minggu sekali.

8. Ph & Kadar garam; kita bisa mengetahui Ph air dengan mengunakan alat tesnya yang banyak di jual di toko-koto. kalau Ph air terlalu renda kita bisa gunakan obat Kalkwasser. dan untuk melihat kadar garam bisa mengunakan Hydrometer.

9. Protein Skimmer; alat ini yang paling signifikan dalam menjaga kualitas air laut. Semua akuarium laut, baik di toko ikan hias maupun di Seaworld semua memakai Protein Skimmer.

10. Udang pelet; Udang pelet sangat bermanfaat karena senang memakan bakteri Whitespot (bintik putih) yang sering muncul pada tubuh ikan.

11. Suhuh; Suhu yang baik untuk ikan adalah 28 drajat Celcius dan untuk koral 20 drajat celcius

Rabu, 06 April 2011

Daftar tumbuhan Langka

Setiap tahun makin banyak tumbuhan di indonesia yang masuk dalam daftar tumbuan langka dan terancam punah. bahkan jumlah tumbuhan yang terancam punah ini jumlahnya lebih banyak dari pada hewan yang langka dan terancam punah.

Setatus langka ini di dasarkan pada setatus konservasi yang ada pada IUCN Redlist, yang telah dikelompokkan menjadi 3 level kelangkaannya. berikut ini adalah data tumbuhan-tumbuhan langka dan terancam punah:


Extinct in the Wild (Punah in Situ)

  • Mangga Kasturi (Mangifera casturi). Tumbuhan yang menjadi maskot (flora identitas) provinsi Kalimantan Selatan ini dinyatakan telah punah in situ (Extinct in the Wild) oleh IUCN Redlist.


Critically Endangered (Kritis)

  • Pelalar atau Meranti Jawa (Dipterocarpus littoralis); endemik Nusakambangan, Jawa Tengah.
  • Keruing (Dipterocarpus elongatus); Tumbuhan asli Indonesia (Kalimantan, Sumatera), Malaysia, dan Singapura.
  • Keruing Arong atau Kekalup (Dipterocarpus applanatus); Tanaman endemik Kalimantan.
  • Keruing Bulu atau Mara Keluang atau Lagan Sanduk (Dipterocarpus baudii); Tumbuh di Thailand, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Semenanjung Malaya, dan Sumatra.
  • Keruing Jantung (Dipterocarpus concavus); Tumbuhan asli Sumatera dan Semenanjung Malaysia.
  • Kadan (Dipterocarpus coriaceus); Tersebar di Semenanjung Malaya, Riau, Kalimantan Barat, dan Serawak.
  • Keruing Gajah atau Tampudau (Dipterocarpus cornutus); Semenanjung Malaysia, Sumatera bagian utara dan Kalimantan bagian tenggara.
  • Keruing Pekat atau Keruing Kipas (Dipterocarpus costulatus); Tanaman asli Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia.
  • Keruing Senium atau Keruing Padi (Dipterocarpus eurynchus); Tersebar di Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan, Sumatera), Malaysia, dan Filipina.
  • Keruing Pipit (Dipterocarpus fagineus). Tumbuh di Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Meranti (Dipterocarpus fusiformis); Tanaman endemik Kalimantan.
  • Meranti (Dipterocarpus glabrigemmatus); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Serawak).
  • Meranti Kuning atau Damar Pakit (Shorea acuminatissima); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah).
  • Belangeran atau Balau Merah (Shorea balangeran); endemik Sumatera dan Kalimantan.
  • Meranti Merah (Shorea carapae); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Serawak).
  • Meranti (Shorea conica); Tumbuhan endemik Sumatera.
  • Meranti Putih (Shorea dealbata); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Selagan Batu (Shorea falciferoides); Meranti endemik Kalimantan.
  • Selagan Batu (Shorea foxworthyi); Indonesia (Kalimantan, Sumatera), Malaysia, dan Thailand.
  • Balau atau Beraja atau Red Balan (Shorea guiso); Meranti dari Indonesia (Sumatera), Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
  • Meranti Kuning (Shorea hopeifolia); Indonesia (Sumatera), Malaysia, dan Filipina.
  • Selagan Batu Kelabu (Shorea hypoleuca); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
  • Selagan (Shorea inappendiculata); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
  • Meranti Kuning (Shorea induplicata); Tanaman endemik Kalimantan.
  • Meranti Merah (Shorea johorensis); Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia.
  • Balau Merah atau Dark Red Meranti (Shorea kunstleri); Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia.
  • Damar Tunam atau White Meranti (Shorea lamellata); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Light Red Meranti (Shorea lepidota); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Meranti Kuning (Shorea longiflora); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sarawak).
  • Meranti Kuning (Shorea longisperma); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sarawak).
  • Meranti Merah (Shorea macrantha); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Meranti (Shorea materialis); Brunei Darussalam, Indonesia (Sumatera), dan Malaysia
  • Meranti Maluku (Shorea montigena); Endemik Maluku
  • Meranti Merah atau Light Red Meranti (Shorea myrionerva); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Serawak).
  • Meranti (Shorea ochrophloia); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
  • Meranti Merah atau Red Balau (Shorea pallidifolia); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia
  • Meranti Kuning (Shorea peltata); Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia
  • Light Red Meranti (Shorea platycarpa); Indonesia (Sumatera), Malaysia, dan Singapura.
  • Meranti Kuning (Shorea polyandra); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah, Serawak). 
  • Meranti Putih (Shorea resinosa); Indonesia (Sumatera); Malaysia.
  • Engkabang Undapi (Shorea richetia); Indonesia (Kalimantan), Malaysia (Serawak).
  • Dark Red Meranti (Shorea rugosa); Tumbuhan endemik Kalimantan.
  • Meranti Maluku (Shorea selanica); Tanaman endemik Maluku.
  • Tengkawang atau Meranti Merah (Shorea singkawang); Indonesia (Sumatera), Malaysia, dan Thailand.
  • Meranti (Shorea slootenii); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
  • Light Red Meranti (Shorea smithiana); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
  • Meranti Kuning (Shorea xanthophylla); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Sarawak). 
  • Kantong Semar (Nepenthes aristolochioides); endemik Sumatera.
  • Kantong Semar (Nepenthes clipeata); Endemik Kalimantan.
  • Kantong Semar (Nepenthes dubia); Endemik Sumatera.
  • Kantong Semar (Nepenthes lavicola); Endemik Sumatera. 
  • Kapur (Dryobalanops aromatica); Indonesia (Sumatera, Kalimantan) dan Malaysia.

Endangered (Terancam Punah)

  • Shorea Sp. Beberapa spesies Shorea berpredikat spesies berstatus konservasi Endangered (Terancam Punah) sehingga keberadaannya semakin langka, seperti;Shorea agami (Meranti Putih), Shorea albida (Meranti Merah Terang), Shorea argentifolia (Meranti Merah Gelap atau Dark Red Meranti), Shorea balanocarpoides(Meranti Putih), Shorea blumutensis (Meranti Kuning), Shorea bracteolata (Meranti Putih), Shorea dasyphylla (Meranti Putih), Shorea domatiosa, Shorea elliptica,Shorea faguetiana (Damar Siput), Shorea falcifera, Shorea glauca (Balau Bunga),Shorea gratissima, Shorea leprosula (Meranti Tembaga atau Tengkawang), Shorea maxwelliana, Shorea obscura, Shorea ovata, Shorea pauciflora (Tengkawang),Shorea platyclados, Shorea teysmanniana.
  • Nepenthes Sp (Kantong Semar). Terdapat 3 spesies kantong semar (Nepenthes) yang tergolong sebagai tanaman langka dengan status Endangered (Terancam), yaitu:Nepenthes boschiana, Nepenthes pilosa, dan Nepenthes talangensis. 
  • Kawoli (Alloxylon brachycarpum). Sejenis tanaman hias, tumbuh di Indonesia (Papua, Maluku) dan Papua New Guinea.
  • Bintangur (Calophyllum insularum). Sejenis Kosambi atau Nyamplung (Calophyllum inophyllum) Endemik Papua.
  • Canarium kipella. Sejenis Kacang Kenari endemik Jawa Barat.
  • Maple Silkwood (Flindersia pimenteliana). Indonesia (Papua), Australia, dan Papua New Guinea
  • Kokoleceran atau Resak Banten (Vatica bantamensis). Endemik Ujung Kulon, Banten.
  • Nothofagus womersleyi; endemik Papua.
  • Nyatoh (Manilkara kanosiensi); Indonesia (Maluku) dan Papua New Guinea.

Spesies Baru Ikan Pari

Baru-baru ini para ilmuan biologi menemukan dua spesies baru ikan pari. Spesies baru ikan pari ini ditamukan di perairan airtawar Amazon. para ilmuan menyebut ikan ini secara tidak formal dengan sebutan pari panekuk karena penampilannya yang mirip panekuk berukuran raksasa.

Secara resmi kedua spesies baru ikan pari ini diberi nama Heliotrygon gomesi dan Helootrygon rosai, di karenakan ukurannya yang besar. spesies baru ikan pari Heliotrygon gomesi di temukan oleh para ilmuan di daerah hutan hujan tropis dekat Iquitos. Selain bentuk tubuhnya yang mirip panekuk dan ukuran yang cukup besar spesies baru ikan pari ini juga memiliki celah pada bagian perutnya, dan duri pada ekornya.

Spesies baru ikan pari ini masih berFamili dengan ikan pari air tawar yang berada di wilayah tropis yang disebut New World, dan dikenal berukuran cukup besar. ikan-ikan seperti ini bisa mencapai diameter 1.5 meter saat dewasa.
Penemuan ini dipubliskan pertama kali oleh jurnal Zootaxa edisi 24 Februari 2011. Nathan Lovejoy dari Universitas Toronto mengatakan, "Hal terpenting yang diberitahukan penelitian ini adalah masih adanya ikan-ikan besar lain di Amazon yang belum ditemukan dan dideskripsikan."

Selasa, 05 April 2011

Indonesia Vs PLTN...??

Pemerinta berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir untuk mencukupi kebutuhan listrik nasional, tetapi hal ini masih menua pro dan kontra di masarakat. berikut ini sebuah kutiban yang sudah di terjemahkan dari  Jepang Times Online KESAWAN artikel "Disaster analysis you may not hear elsewhere"

 Hisako Sakiyama, seorang peneliti mantan dengan Institut Nasional Ilmu Radiologi yang juga berbicara pada konferensi pers, mengatakan bahwa meskipun jika mereka menjadi mungkin untuk membuat reaktor nuklir benar-benar aman, masalah menyimpan bahan bakar nuklir radioaktif menghabiskan akan tetap belum terpecahkan. "Kita harus menjaga bahan bakar yang aman bagi lebih dari 100.000 tahun. Manusia tidak memiliki teknologi untuk melakukannya, "kata Sakiyama. "Bahkan jika reaktor aman sehingga disebut bisa dibuat, saya percaya sekarang bahwa ini adalah waktu untuk menghentikan pembangkit listrik nuklir." 

 Jadi, bagai mana menurut anda? keputusan ada di tangan anda untuk menolak atau mendukung pembangunan PLTN di indonesia.

Sabtu, 02 April 2011

Sumber Energi dari Daun Buatan (daun Artifisial)

Peneliti dari MIT berhasil membuat sumber energi dari daun buatan (daun artifisial), daun buatan ini memproses sinar matahari dan air menjadi energiseperti daun pada umumnya. Penemuan ini diumumkan pada ajang National Meeting of the American Chemical Society, peneliti dari MIT mengumumkan keberhasilan mereka dalam membuat daun artifisial yang terbuat dari bahan-bahan yang stabil dan tidak mahal, tapi memiliki sifat seperti daun asli.

Daun artifisial menggunakan sinar matahari untuk memecah air menjadi hidrogen dan oksigen yang dapat dipakai untuk menciptakan listrik.

Meskipun sifatnya mirip, jangan harap rupanya seperti daun natural. Daun artifisial ini dibuat dari silikon dan berbagai katalis yang memacu reaksi kimia untuk menghasilkan listrik. "Dengan ditempatkan dalam segalon air dan diletakkan di bawah sinar matahari, daun buatan ini dapat menyediakan listrik untuk keperluan mendasar di rumah," jelas Dr. Daniel Nocera

Daun ini bukan daun pertama yang bisa menirukan proses fotosintesis. Tapi percobaan-percobaan berikutnya menghasilkan daun yang terbuat dari bahan-bahan tidak stabil dan mahal serta tidak tanah lama. Nocera dan tim yang dipimpinnya membuat daun artifisial dari bahan yang tidak mahal dan umum, seperti nikel dan kobalt. Di laboratorium mereka, daun artifisial berukuran kartu remi dapat bertahan selama 45 jam tanpa penurunan kinerja.

Pula Sampah Plastik

Tumpukan sampah Plastik yang bertebaran di lauat akhir-akhir ini semakin membuat resah para pemerhati lingkungan, sampah dari kapal atau sampah rumah tangga yang hanyuk sampai ke laut dapat menganggu kehidupan yang ada di lautan, dan imbas terburuknya dapat merusak ekosistem yang ada d sana.

dari keresahan-keresahan tersebut muncul sebuah gagasan untuk memanfaatkan sampah plastik di lautan dan mengubahnya menjadi sebuah pulau mandiri, gagasan ini dikemukahkan oleh Ramon Knoester, seorang arsitek Belanda. Knoester bersama firma arsitekturnya Whim Architecture, berencana untuk membangun pulau berukuran 10 ribu kilometer persegi yang dapat dihuni manusia dan bahkan dapat digunakan untuk bercocok tanam.

Knoester dan timnya memang belum bias memastikan berapa banyak sampah plastik yang mereka butuhkan sebelum akhirnya dilebur menjadi dasar pulau yang mengapung. Menurut Koestner, perlu waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan seluruh sampah plastik di samudera Pasifik karena tak ada yang tahu pasti berapa banyak puing-puing plastik yang mengapung di sana.

Ide Koestner ini kemudian dikaitkan dengan pulau sampah Pasifik (Great Pacific Garbage Patch), sebuah jalinan sampah plastik dengan ukuran yang diperkirakan mencapai dua kali luas negara bagian Texas, Amerika Serikat (luas Texas adalah 696.241 kilometer persegi). Sumber sampah yang membentuk pulau yang berlokasi di Samudera Pasifik Utara ini 80 persen berasal dari daratan dan 20 persen dari kapal yang berlayar dan sebagian besarnya berupa plastik.

Oleh karena itu, ide pulau daur ulang ini disebut-sebut sebagai salah satu solusi kreatif untuk membersihkan dan memanfaatkan sampah plastik yang ada di laut. Salah satu sumber menyebutkan tiga tujuan pengembangan proyek ini yaitu, membersihkan lautan dari sampah plastik, membangun sebuah pulau, dan membentuk sebuah habitat mandiri yang terbarukan.

Knoester bersama timnya merancang pulau daur ulang ini layaknya Venesia, di Italia. Kanal-kanal akan digunakan sebagai penunjang mobilitas penduduknya. Rumput laut dan toilet kompos nantinya akan dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah yang ada di pulau tersebut sehingga dapat digunakan untuk bercocok tanam. Sedangkan sumber energinya mengandalkan sinar matahari dan gelombang laut untuk menghasilkan listrik. Dengan demikian, pulau daur ulang ini bisa mandiri dan tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More