Ikan sapu-sapu terancam punah..!!!
dikabarkan ikan sapu-sapu makin terancam punah, dikarenakan tempat hidup ikan sapu-sapu ini kian hari kian terancam oleh pencemaran yang terdapat dari industri, rumah tangga dan lain sebagainya. keadaan itu pun diperparah karena tempat hidup ikan ini berada di kawasan ibu kota yang notabenya lingkungan tidak menjadi prioritas utama dalam pengambilan kebijakan untuk pengembangannya.
Kondisi sungai di ibu kota sudah sangat memprihatinkan. Hal ini menyebabkan matinya ikan jenis sapu-sapu yang selama ini menjadi penghuni setia sungai-sungai di ibu kota. dikarenakan ketahanannya sangat lemah terhadap limbah, kini ikan sapuh-sapuh terancam punah. Direktur Eksekutif Walhi Jakarta mengatakan. air sungai di Jakarta telah tercemar berbagai zat berbahaya seperti ecoli dan mercuri, serta zat lain dapat merusak ekosistem sungai. “Kalau ikan sapu-sapu saja mati, bagaimana ikan lainya. Yang jelas, sungai di Jakarta telah dalam keadaan tercemar berat,”
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta sebagai pihak yang bertugas mengawasi lingkungan dirasa kurang menjalankan fungsinya dengan baik karena keberadaan industri nakal yang tidak memiliki pengolahan limbah terus dibiarkan. Gubernur DKI Jakarta diharapkan bertindak tegas, dengan mengevaluasi kinerja BPLHD DKI. Sebab, tanpa evaluasi menyeluruh dikhawatirkan kerusakan lingkungan di kota metropolitan ini akan semakin parah. Terlebih, menurut penelitian, zat berbahaya yang terkandung dalam air sungai sudah terserap oleh air tanah. Padahal banyak warga Jakarta yang memanfaatkan air tanah untuk minum dan kegiatan rumah tangga lainya. “Jika warga mengonsumsi air yang mengandung ecoli atau mercuri, mereka akan terjangkit penyakit mematikan seperti kanker,” terangnya.
Menanggapi hal ini, Kepala BPLHD DKI Peni Susanti berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap industri-industri yang ada. Pekan ini, pihaknya juga telah memanggil pelaku industri yang diduga tak memiliki pengolahan limbah. “Kami telah memanggil para pelaku industri tersebut. Dan mereka berjanji mematuhi aturan, dengan membuat penolahan limbah pada tepat usahanya,” tutur Peni.
Ia juga mengakui, kondisi sungai di Jakarta sangat buruk. Karena Berdasar data BPLHD DKI, baku mutu parameter bakteri ecoli tinja, misalnya, seluruh 13 sungai di DKI Jakarta dalam kondisi tercemar bakteri patogen, yang umumnya terdapat dalam tinja itu. Kali Ciliwung mengandung sekitar 24,6 juta bakteri koli tinja dalam 100 mililiter air sungai. Padahal baku mutu yang ditentukan adalah 4.000 bakteri dalam 100 mililiter air. “Kami akui sungai Jakarta buruk. Untuk itulah kami ingin terus memperbaikinya,” tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar